Selasa, 05 Januari 2010

Persekutuan Doa KTM

Pertemuan Doa
Pertemuan Doa adalah kumpulan orang-orang yang berdoa atau beribadah. Ada banyak macam Pertemuan Doa. Misalnya pertemuan Doa yang diadakan oleh Kelompok lingkungan/wilayah, Kelompok Legio Maria, Kelompok Kharismatik, Kelompok KTM, dll.

Pertemuan Doa dalam Kuasa Roh Kudus adalah PERTEMUAN DOA DIMANA ROH KUDUS MENGAMBIL PERANAN YANG NYATA DI DALAMNYA.

Artinya : Bila orang-orang di dalam Pertemuan Doa tersebut memiliki keterbukaan pada Roh Kudus sehingga pertemuan Doa tersebut, sungguh-sungguh dibimbing dan dikuasai oleh Roh Kudus.

Dengan demikian di dalam Pertemuan Doa tersebut dimungkinkan adanya manifestasi-manifestasi Roh Kudus berupa kharisma-kharisma.

Dengan pengertian ini maka kita dapat melihat ada dua macam Pertemuan Doa dalam kuasa Roh Kudus yaitu:
  • Pertemuan Doa biasa yang sungguh-sungguh dituntun oleh Roh Kudus. Hal ini jarang terjadi, karena Pertemuan-Pertemuan Doa ini biasanya sudah memiliki pola sendiri.
  • Pertemuan Doa kharismatik (hidup dalam Roh), karena kelompok Doa tersebut menghayati Spiritualitas Hidup di dalam Roh Kudus. Unsur-unsur di dalam Pertemuan Doa ini memiliki Pola/struktur khusus. Tetapi struktur ini tidak kaku.
Tetapi, meskipun dari modelnya sudah menunjukkan warna spiritualitasnya, belum tentu Pertemuan Doa tersebut sungguh-sungguh merupakan Pertemuan Doa dalam Kuasa Roh Kudus

Spiritualitas KTM adalah Spiritualitas Hidup dalam Roh Kudus yang dipadukan dengan spiritualitas Karmel, karena itu bentuk dan ciri khas ibadahnya diwarnai oleh spiritualitasnya juga. Maka Kelompok Doa dalam KTM merupakan Kelompok Doa yang berciri Hidup dalam Roh Kudus.

Pertemuan-pertemuan Doa dalam KTM tersebut adalah Pertemuan Sel dan Persekutuan Doa KTM (PW).

Meskipun Pertemuan Doa KTM berciri khas Keterbukaan pada Roh Kudus atau kharismatik (Theologis), Pertemuan Doa KTM tidak persis sama atau tidak identik dengan Persekutuan Doa Kharismatik. Yang membedakannya adalah Pertemuan Doa KTM memiliki ciri khas Spiritualitas Karmel, dan inilah yang menjadi hal terpenting.

Tapi meskipun adanya spiritualitas Karmel, tidak mengecilkan kualitas kuasa Roh Kudus di dalam Pertemuan Doa KTM ini. Karena spiritualitas Hidup dalam Roh bukan terutama dilihat pada segi sosiologisnya tapi pada segi teologis yang lebih hakiki/mendasar/ inti.

(Dalam arti Teologisnya) Seringkali Pertemuan-Pertemuan Doa kharismatik (hidup dalam Roh) dinilai dari apa yang tampak secara lahiriah, misalnya bernyanyi dengan bertepuk tangan, menari-nari, dsb. Semua itu bisa ada di dalam Pertemuan Doa yang terbuka terhadap Roh Kudus, tetapi belum tentu PD itu sungguh di dalam Kuasa Roh Kudus. Karena hal itu tidak bisa dinilai dari apa yang tampak secara lahiriah. Kita harus menilainya dari segi-segi yang hakiki.

Ciri khas Pertemuan Doa KTM adalah :
  • Tidak mempunyai struktur yang ketat, struktur yang baku, tidak ada urutan yang mutlak.
  • Memiliki keterbukaan dan kepekaan terhadap dorongan dan bimbingan Roh Kudus. Hal ini memungkinkan adanya spontanitas di dalam Pertemuan Doa. Spontanitas ini ada pada semua orang yang terlibat di dalam Pertemuan Doa itu.
  • Ada unsur-unsur yang bisa berubah-berubah yang mempengaruhi dan membentuk PD itu, tetapi dalam unsur-unsur itu ada unsur yang konstan, yang tetap, ialah bahwa Roh sendirilah yang memimpinnya.
  • Yang ditekankan adalah persatuan, kepentingan bersama, tidak menonjolkan kepentingan sendiri, tidak menonjolkan diri. Setiap orang dapat mengambil peran di dalam Pertemuan Doa tersebut.
Unsur-Unsur di dalam Pertemuan Doa yang terbuka terhadap Roh Kudus
Setiap Pertemuan Doa mempunyai unsur-unsur Doa, Nyanyian dan Sabda.
Pertemuan-Pertemuan Doa yang kharismatis (dalam arti Theologis) mempunyai unsur-unsur hakiki/dasar sebagai berikut:
  1. DOA PUJIAN DAN SYUKUR, Salah satu ciri khas PKK ialah doa pujian, pujian ini dapat berupa : Pujian serentak bersama-sama, di mana kita memuji Tuhan bersama-sama. Pujian yang diungkapkan oleh orang sendiri-sendiri, seorang mengungkapkan pujiannya yang lain mendengarkan, lalu dalam doa yang sendiri-sendiri harus diusahakan pujiannya baik dan dilhami oleh Roh. Pujian itu juga bisa dalam bentuk suatu yang disebut bisikan doa, dalam arti suatu ketika dalam suasana hening, tetapi bukan hening total, melainkan semua berbisak-bisik berbicara kepada Tuhan, ini menciptakan suatu suasana tersendiri, ini yang disebut bisikan doa.
  2. MADAH ATAU LAGU PUJIAN, Dalam PD harus ada lagu-lagu, sebenarnya lagu ini mempunyai pengaruh yang besar, tergantung dari lagunya itu menciptakan suasana, karena itu pemimpin pertemuan haruslah peka terhadap suasana, peka terhadap dorongan Roh, juga di dalam memilih lagu-lagu. Kepekaan memilih lagu untuk menciptakan suasana sangat perlu.
  3. PUJIAN PENYEMBAHAN, Pujian penyembahan ini sangat erat kaitannya dengan Doa-Doa Pujian dan madah pujian. Pujian penyembahan ini merupakan kedalaman dari Doa-Doa dan Madah Pujian atau inti dari Pujian dan penyerahan diri.
  4. DOA DALAM ROH ATAU SENANDUNG DI DALAM ROH, Kalau sungguh baik dan harmonis, maka nyanyian dalam Roh menimbulkan suasana sakral, suasana kehadiran Tuhan, suatu kehadiran Tuhan yang bisa dialami, sehingga orang merasa disegarkan. Kalau mutu PD itu baik, maka orang dengan senang akan mengikuti, tetapi kalau tidak lama-lama membosankan juga.
  5. ADA KEHENINGAN, Keheningan yang berisi, bukan keheningan yang kosong
  6. MANIFESTASI ATAU PENYATAAN-PENYATAAN ROH KUDUS, Baik dalam rupa Nubuat, atau pengajaran yang diilhamkan, di samping ada pengajar yang ditunjuk, mungkin seorang terdorong membaca KS, setelah itu memberikan komentar, pengajaran yang spontan, bila ini sungguh diilhamkan, ini sangat membangun dan sungguh bernilai. Itu tidak meniadakan pengajaran yang telah disiapkan, tentu ini tidak boleh panjang-panjang. Pengajaran yang diilhamkan ini bisa sangat indah sekali. Kadang-kadang orang yang sederhana bisa dipakai Tuhan, sehingga bisa memberikan pengajaran yang sangat menyentuh bagi yang lain. Ini kalau betul-betul diilhamkan, oleh karena itu di sini harus dijaga kadang-kadang ada orang yang memang hobbynya mengajar, yang merasa tiap kali terdorong untuk memberi nasihat kepada yang lain, orang seperti ini harus belajar mengekang diri, karena kalau itu bukan dorongan Roh Allah, dia bukan membangun, tapi merusak. Maka kalau demikian pemimpinnya harus mendekati orang itu, supaya lain kali jangan terlalu mudah memberikan nasihat dan macam-macam. Tetapi dalam PD, kita bisa menguji dan melihat, orang yang betul diilhami, biasanya disambut dengan senang oleh yang lain-lain. Tapi orang yang punya hobby tiap-tiap kali memberi nasihat, yang lain merasa jemu. Hal ini harus dicegah. Peranan pemimpin di sini diperlukan, mungkin suatu ketika harus mendorong orang yang diberi karunia, tetapi masih takut-takut, di pihak lain mengerem yang sering memberi nasihat.
  7. BACAAN KITAB SUCI, Dalam PD perlu membawa KS. Kalau seorang terdorong untuk membacakan sesuatu dari KS pada saat PD, entah itu yang mungkin menyentuhnya pada waktu itu, atau pada waktu itu orang mendapat dorongan untuk membacakan suatu ayat, yang mungkin bukan untuk dirinya sendiri, tetapi untuk orang lain. Dengan demikian kita diperkaya satu sama lain. Pembacaan KS ini hanya beberapa kalimat saja, jangan panjang-panjang, karena akan mengganggu.
  8. KESAKSIAN ATAU SHARING, Dalam Pertemuan Doa orang dapat memberikan kesaksian tentang pengalamannya, tentang karya Allah di dalam dirinya atau yang dilihatnya. Tetapi kesaksian ini juga perlu diperhatikan cara membuatnya, jangan terlalu panjang, singkat, jelas dan padat. Sebagai patokan umumnya kesaksian, kecuali yang sangat istimewa, ialah dalam waktu 5 menit. Jadi kesaksian itu jangan untuk menonjolkan diri sendiri, tetapi tujuan kesaksian itu untuk menonjolkan karya Tuhan dan akhirnya memuliakan Tuhan. Umumnya kesaksian itu untuk menunjukkan bagaimana Tuhan berkarya, misal penyembuhan, bagaimana sebelumnya dan bagaimana sesudahnya, sehingga di situ jelas Tuhan yang berkarya. Kesaksian ini penting, kesaksian yang benar dan jujur akan membangun, tetapi yang tidak benar justru merusak atau merugikan. Karena itu jangan sekali-kali memberikan kesaksian palsu atau dibuat-buat, padahal tidak ada apa-apa, karena nanti kalau ketahuan kebenarannya, efeknya akan negatif sekali dan membuat orang sama sekali tidak percaya. Tuhan hanya dimuliakan berdasarkan kebenaran, bukan isapan jempol. Kadang-kadang kesaksian itu singkat, kalau itu betul-betul, itu dapat membangun.
  9. PENGAJARAN, Pengajaran ini memang penting, karena itu memberikan arah di dalam suatu persekutuan, di dalam suatu kelompok, karena itu mengingat pentingnya pengajaran, maka juga penting siapa yang mengajar, karena siapa yang mengajar juga akan mempengaruhi arahnya. Misalnya : yang mengajar orang yang suka menghasut, maka kelompok akan terhasut juga. Kalau yang mengajar tidak percaya pada sakramen-sakramen, maka lama-lama tidak ada yang peduli lagi kepada sakramen-sakramen, padahal sakramen adalah suatu sumber kehidupan. Kalau yang mengajar tidak percaya kepada bunda Maria, lalu bisa menimbulkan hal-hal yang berlawanan. Sebaliknya bila yang mengajar betul-betul dipenuhi Roh, imannya mendalam, ia akan membawa orang untuk bangkit, membawa orang untuk lebih mengabdi Tuhan. Di sini peranan mengajar penting, tapi bila dibandingkan dengan nubuat, menurut St. Paulus, maka nubuat mempunyai kekuatan lebih besar daripada pengajaran, kecuali bila pengajaran itu pengajaran yang diilhamkan, itu betul-betul membawa orang kepada Tuhan.
Dari 9 unsur tersebut yang paling hakiki dan memberi warna spiritualitas hidup dalam Roh Kudus adalah unsur Pujian, Penyembahan dan manifestasi kharisma Roh Kudus.

Unsur yang harus ada di dalam Pertemuan Doa KTM adalah Doa, Pujian (Nyanyian dan doa) dan Penyembahan (doa dalam, senandung dalam roh dan keheningan yang berisi).

Manifestasi karunia-karunia Roh Kudus tidak mutlak harus ada karena tergantung kehendak Roh Kudus dan keterbukaan setiap orang, tetapi harus berusaha memperoleh karunia-karunia Roh Kudus ini. Sedangkan unsur yang lain tidak mutlak harus ada di dalam Pertemuan Doa KTM.

Dari unsur-unsur di atas kita lihat adanya karisma-karisma Roh Kudus. Karisma-karisma Roh Kudus di dalam Pertemuan Doa KTM harus berkembang secara wajar.

Kalau kharisma-kharisma Roh Kudus berkembang dengan baik di dalam Pertemuan-Pertemuan Doa KTM, maka Pertemuan Doa tersebut dapat disebut betul-betul di dalam Bimbingan Roh Kudus (kharismatik). Sedangkan kalau tidak, maka berarti belum dalam Bimbingan Roh Kudus.

1 comments:

Prawira mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Posting Komentar

Christian Store

My Sheep Hear My Voice.
Have You Ever Wondered How You Can Hear God? This Book Is Written To Show And Teach To The Christian Community The Importance Of Hearing Directly From The Throne Of God.
Click Here!

How To Pray Effectively.
Have You Been Praying For Something For A Long Long Time And Still Your Prayer Has Not Been Granted? Find Out Why And What To Do For Your Prayers To Be Granted. It's All In The Bible And Experience Proves It!
Click Here!

Beginning Catholic
Resources For Solid Catholic Formation And Spiritual Growth.
Click Here!


More Christian Ads Click Here!
http://villakotabunga.blogspot.com